Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan bernama Indraloka yang berlokasi di tanah Jawa yang sekarang disebut Cijantung, Sang Prabu Prajawangsa ingin mengabadikan delapan pusaka kerajaan ke dalam bentuk karya seni. Seniman-seniman besar kerajaan kemudian dipanggil untuk menghadap. Mereka disuruh membuat sebuah karya seni yang menggabungkan delapan pusaka kerajaan. Beberapa seniman besar kerajaan mulai berkompetisi, sampai akhirnya, tersisa tiga Mpu hebat. Para Mpu memerintahkan murid-murid mereka untuk membuat karya seni agung.
Mpu pertama menyuruh muridnya membuat delapan lukisan di atas kain lurik, sedangkan Mpu kedua menyuruh murid-muridnya membuat sebuah patung megah yang menggabungkan delapan pusaka kerajaan untuk kemudian dipakaikan sehelai kain pusaka kerajaan.Tanpa Mpu pertama dan kedua sadari, Mpu ketiga menghancurkan karya Mpu pertama dan kedua, membuat mereka menuding satu sama lain. Karya seni yang tersisa adalah milik Mpu ketiga.
Namun, sang Prabu tak merasa puas dengan karya ini, sehingga dia memutuskan, tak ada pemenang. Dengan demikian, tak ada sebuah karya seni agung yang menggabungkan delapan pusaka kerajaan.Prabu Indraloka meninggal dunia tak lama setelah kejadian ini. Murid-murid Mpu pertama, Bima dan Drupadi merasa menyesal, sedih, dan marah. Mereka bersumpah akan menyelesaikan tugas membuat delapan pusaka kerajaan untuk membayar hutang mereka kepada guru mereka dan Sang Prabu. Sumpah itu terus mereka pegang, sampai berkali-kali reinkarnasi.
Hingga akhirnya Ke 8 unsur pusaka tersebut adalah karya seni yang menggabungkan pusaka kerajaan Indraloka yang dimana akan menjadi nama - nama apartemen Prajawangsa City :
- Aksa, sebuah cincin bermata yang melambangkan kejernihan diri, jiwa dan pikiran.
- Bargawa, sebuah tusuk konde yang melambangkan pengetahuan.
- Cemeti, sebuah ikat pinggang kulit yang melambangkan pengendalian diri.
- Diwangkara, sebuah pisau yang melambangkan kebijaksanaan.
- Ekanta, sebuh mahkota yang melambangkan kekuasaan.
- Fulmala, sebuah perisai tangan yang melambangkan welas-asih.
- Ganitri, sebuah gelang tangan yang melambangkan pengabdian.
- Hima, sebuah kuas yang melambangkan penciptaan.
Sumber : https://synthesis-development.id/sejarah-terulang-kembali/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar